Rabu, 17 Desember 2008

NALISIS WACANA KRITIK


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Kalau analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada pertanyaan “apa”, analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” dari pesan atau teks komonikasi.

Adapun hubungan antara jurnal yang berjudul “kejahatan dalam dunia kedokteran” dengan analisis adalah memberi penilaian pada jurnal tersebut untuk menjadi lebih baik. Analisis ini, sebenarnya dibagi menjadi dua dari segi utama. Pertama analisis dipandang dari segi positif dan kedua analisis dipandang dari segi negatif.

Dalam analisis ini, penulis memakai analisis yang memandang dari segi negatifnya. Karena penulis sudah mengira bahwa didalam jurnal sangat sedikit sekali kesalahannya. Akan tetapi, ternyata perkiraan seperti itu, tidak semuanya benar. Soalnya dalam jurnal yang penulis baca, banyak sekali kesalahan-kesalahan yang penulis temukan. Seperti kesalahan dari segi Ejaan, kalimat, paragraf, dan yang lainnya. Oleh karena itu, jikalau pembaca ingin mengetahui kesalahannya, maka penulis sengaja membahasnya dengan kalimat yang mudah difahami.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan makalah ini, ternyata terdapat banyak permasalahan yang dapat kami uraikan sebagai berikut :

1. Seperti apakah analisis wacana itu ?

2. Apakah setiap karya tulis memiliki kesalahan ?

3. Bagaimana tentang bahasa jika dipandang analisis wacana ?

4. Apa saja kesalahan yang terdapat pada jurnal yang berjudul “kejahatan dalam dunia kedokteran”

B. Tujuan Masalah

Dalam hal ini penulis bertujuan untuk memperbaiki karya-karya tulis imiah di Indonesia, yang selama ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan yang tentunya kesalahan tersebut tidak pernah disangaja. Oleh sebab itu, analisis wacana kritik sanangat penting didalam memajukan, membangkitkan dan mengembangkan karya-karya tulis, baik yang berupa ilmiah, maupun yang berbau sastra. Akan tetapi analisis wacana keritik disini dalam artian kritik yang membangun, bukan untuk saling menjatuhkan.



1


BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Wacana

Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah suatu upaya untuk pengungkapan maksud tersembunyi dari subjek yang mengemukakan suatu pertanyaan. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan study mengenai bahasa atau pemakai bahasa. Sehingga ada ada beberapa perbedaan pandangan Mohammad A.S.Hikam dalam tulisannya yang telah membahas dengan baik perbedaan paradigma analisis wacana dalam melihat bahasa, yang akan diringkas sebagai berikut:[1]

Pandanagan Pertama, diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Oleh penganut ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek diluar dirinya. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi. Kemudian pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme, pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomena logi. Dalam pandangan ini juga berpendapat bahwasanya bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka, dan tidak yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pertanyaan. Pandangan yang ketiga, adalah disebut sebagai pandangan kritis, pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitive pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara histeris maupun institutional.

Bahasa dalam pandangan kritis, difahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek-subjek tertentu, tema-tema tertentu, maupun strategi–strategi didalamnya. Analisis wacana kategori ketiga ini, juga disebut sebagai analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis), hal ini untuk membedakan dengan analisis wacana dalam kategori pertama atau kedua.



2


B. Analisis jurnal yang berjudul “Kejahatan dalam dunia kedokteran”

Dalam jurnal ini ternyata sudah ditemukan beberapa kesalahan yang mencangkup dari segi penggunaan kata dan kalimat, penggunaan Ejaan dan juga diksi, serta kesalahan dalam pemakaian paragraf. Kesalahan awal terletak pada judul. Dalam jurnal ini ditulis dengan judul “kejahatan dalam dunia kedokteran, contoh kasus mal praktek”. Seharusnya judul tersebut tidak boleh diuraikan dengan jelas melalui penggunaan sebuah contoh, karena judul merupakan gambaran isi tulisan, kalau misalnya judul sudah jelas, hal itu bukan termasuk kategori judul lagi, melainkan sudah termasuk termasuk inti dari sebuah bacaan.[2] Sehingga tidak ada rangsangan bagi pembaca untuk mengetahuinya lebih dalam, karena sudah dijelaskan oleh judul tersebut.

Kesalahan selanjutnya terletak pada penggunaan paragraf. Dalam jurnal ini paragrafnya langsung pada paragraf inti (tidak ada paragraf pembuka). Seharusnya dalam sebuah karya tulis terdapat urutan-urutan paragraf, seperti paragraf Deduktif (Pembuka), paragraf campuran, dan selanjutnya paragraf Induktif (Penutup). Selain itu bpada paragraf awal tidak memenuhi syarat dari paragraf itu sendiri yang seharusnya terdiri dari kalimat topik, kalimat penjelas, dan selanjutnya kalimat penegas. Namun pada paragraf pertama dalam jurnal ini, langsung pada kalimat penjelas, dan tidak ada kalimat topik sebelumnya.[3]

Sedangkan kesalahan-kesalahan yang lain diantaranya adalah kesalahan dalam penulisan kata asing, pada jurnal ini terdapat banyak sekali kata-kata asing, namun kebanyakan tidak ditulis miring, padahal setiap kata-kata asing dalam karya tulis, harus ditulis atau dicetak miring. Kemudian kesalahan berikutnya tentang masalah Ejaan yang kurang sempurna. Dalam jurnal ini terlalu banyak titik dan koma pada jarak yang berdekatan. selain itu, terdapat banyak kesalahan penggunaan kata, seperti kata “tetapi”, yang dijurnal ini hanya ditulis “tapi”, padahal karya ilmiah harus menggunakan kata-kata yang bagus atau resmi (bukan kata-kata dalam SMS). Dan kesalahan penulisan bilangan, pada jurnal ini terdapat kalimat “Akan dikemukakan 2(dua) kasus”, yang benar adalah tulisan dua angta tersebut dibuang menjadi “Akan dikemukakan dua kasus”. Soalnya jika terdapat satu angka, maka harus ditulis berupa huruf, kecuali merupakan perincian seperti “Ibu membeli 1Kg beras, 2Kg gula, dan 1Kg kopi.[4]

Kesalahn-kesalahn itulah yang terdapat dalam jurnal masyarakat kebudayaan dan politik UNAIR yang berjudul “ kejahatan dalam dunia kedokteran”. Yang membuat penulis untuk menganalisis dari segi negatifnya. Sebenarnya kesalannya tidak begitu fatal, akan tetapi hanya tidak layak untuk dipakai dalam sebuah karya tulis ilmiah.



3


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah karya tulis tidak sepenuhnya benar, sehingga sangat dibutuhkan analisis-analisis wacana yang kritik, untuk mengembangkan dan meningkatkan gairah penulisan lebih baik. Dan dapat membangun bangsa lewat sebuah karya yang berbentuk tulisan. Sehingga memberi semangat kita untuk selalu menulis dan menulis sebagai kader bangsa yang dinamis.

Oleh karena itu, dalam Analisis wacana yang kritik, dibutuhkan kefahaman dan penguasaan tentang metode-metode bahasa yang benar, baik dari segi Penggunaan Ejaan yang benar, penggunaan Kalimat Yang tepat, peletakan paragraf yang sesuai, penggunaan kata yang baik atau resmi, serta pemilihan kata yang benar. Sehingga tidak hanya menyalahkan saja, akan tetapi da bukti-bukti yang kuat untuk membenarkannya.

B. Saran-saran

Ketahuilah bahwasanya analisis wacana kritik yang membangun, dapat mengobarkan semangat kita untuk selalu berkarya dalam tulisan. Oleh sebab itu, marilah kita kembangkan, bangun dan bangkitkan jurnalis-jurnalis kita dengan analisis wacana kritik yang dapat membangun.



4


DAFTAR PUSTAKA

Ph.D Indriati Etty, “Menulis karya ilmiah”, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2001.

Drs. Asep Abbas Abdullah, Mpd, “Bahasa Indonesia ilmiah bidang ilmu agama”, islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2006.

Departemen pendidikan, “Bahasa Indonesia kelas III ” intan Perwira, Jakarta 2006.

A.S.Hikam Mohammad, “Bahasa dan politik”: “Penghampiran Discorsive practice”, dalam Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim (ed), Bahasa dan kekuasaan: Politik wacana dipanggung orde baru, Bandung, Mizan 1996.

Eriyanto, “Analisis Wacana”. LKIS, Yogyakarta 2003



[1] Mohammad A.S.Hikam,”Bahasa dan politik”: “Penghampiran Discorsive practice”, dalam Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim (ed), Bahasa dan kekuasaan: Politik wacana dipanggung orde baru, Bandung, Mizan 1996. hal 78-86

[2] Etty Indriati, Ph.D, “Menulis karya ilmiah”, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2001. Hal 14-15

[3] Drs. Asep Abbas Abdullah, Mpd, Bahasa Indonesia ilmiah bidang ilmu agama islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2006. Hal 52

[4] Departemen pendidikan, “Bahasa Indonesia kelas III ” intan Perwira, Jakarta 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar